![]() |
Kasi Bimas Islam, Asriwan |
Pasaman Barat, smartsumbar.om,, - Jika dalam bulan Ramadhan 1446 kemarin Menteri Agama RI, melalui Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, ajak pengurus mesjid, terutama berada di pinggir jalan, agar melestarikan budaya ramah pemudik. Saat ini dan ke depan, namanya beralih menjadi mesjid ramah musafir.
Penjelasan ini disampaikan Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Asriwan, saat menyampaikan amanat apelnya di halaman kantor itu, Simpang Empat, Kamis (17/4) pagi.
Pemanfaatan mesjid di tengah masyarakat, bukan sekedar tempat beribadah dan membuang hajat di toilet atau WC yang ada di sekitar mesjid bersangkutan. Mesjid juga dijadikan tempat istirahat bagi pengendara bersama penumpang mobil bersangkutan.
Persoalan yang terjadi, malah lumrah di daerah tertentu, ada mesjid kondisinya terkunci, sehingga pengendara dengan penumpangnya yang hendak beribadah, seperti shalat zuhur, ashar, bahkan subuh tidak bisa mereka lakukan, berhubung pintu masjidnya terkunci.
Setelah lebaran idul fitri dan suasana syawalan berlalu hingga ke depan, pengurus mesjid atau musholla diminta untuk melestarikan mesjid dan musholla ramah musafir, sehingga setiap musafir yang singgah atau istirahat sambil beribadah di masjid atau musholla bersangkutan, bisa melaksanakannya.
Secara kelembagaan, ingat Asriwan, pihaknya minta setiap kepala Kantor Urusan Agama (KUA) bersama penyuluh agama Islam dan penghulu yang ada mengajak setiap pengurus mesjid atau musholla di sekitarnya untuk melestarikan mesjid atau musholla ramah musafir. (gmz)