![]() |
Gusmizar |
Oleh : Gusmizar
Pranata Humas Ahli Muda pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat, dan Praktisi Jurnalistik di Pasaman Barat
SEBENARNYA, program pembelajaran mengenai apa itu teks berita sudah diajarkan sejak pada jenjang Sekolah Dasar terutama dengan Kurikulum 2013 di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika melihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata “berita” memiliki arti berupa ‘cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat’. Sedangkan, menurut J.B Wahyudi, teks berita adalah ‘jenis teks narasi yang berisikan laporan kejadian, peristiwa, atau informasi tentang sesuatu yang telah atau sedang terjadi’.
Sementara itu, menurut Putra (2007), berpendapat bahwa berita adalah suatu laporan tentang kejadian yang menimbulkan kehebohan bagi masyarakat, baik yang mendengarkan atau mengetahuinya secara langsung. Nah, berhubung berita itu berkaitan erat dengan masyarakat, maka penulisannya pun tidak boleh sembarangan dan tetap berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.
Atas dasar itulah, teks berita dapat didefinisikan sebagai ‘teks yang berisikan mengenai segala peristiwa yang telah atau sedang terjadi di masyarakat’. Teks berita ini biasanya akan disebarkan dengan cara dibacakan melalui berbagai media massa. Mulai dari televisi, radio, internet, hingga situs web khusus yang berisikan berita-berita di dunia.
Unsur-Unsur Teks Berita
Berkaitan dengan unsur-unsur teks berita, sebenarnya sudah dijelaskan sebelumnya ya. Namun, tidak ada salahnya kok jika Grameds mengulasnya kembali. Unsur-unsur teks berita itu adalah 5W 1H, yakni berupa What (Apa), Who (Siapa), Where (Dimana), When (Kapan), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana). Berikut penjelasannya.
What (Apa)
Dalam suatu berita, unsur What (Apa) ini harus menjadi hal utama yang diperhatikan. “Apa masalah/peristiwa yang terjadi?”
Who (Siapa)
Unsur kedua ini berkenaan dengan siapa atau orang yang berkaitan dengan peristiwa yang akan dijadikan berita. Tak jarang, dalam suatu teks berita akan memuat pula pernyataan keterangan dari orang-orang yang terlibat tersebut. “Siapa yang terlibat dalam masalah/peristiwa tersebut?”
Where (Dimana)
Unsur ketiga ini berkaitan dengan tempat atau lokasi terjadinya masalah/peristiwa tersebut. Biasanya, dapat dijelaskan secara lebih detail. Misalnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. “Dimana tempat terjadinya masalah/peristiwa tersebut?”
When (Kapan)
Unsur keempat berkenaan dengan waktu terjadinya masalah/peristiwa tersebut. Berhubung teks berita itu adalah teks yang bersifat faktual, maka unsur keempat ini tidak boleh dipalsukan ya… Harus benar-benar sesuai dengan waktu terjadinya masalah/peristiwa tersebut. “Kapan masalah/peristiwa itu terjadi?”
Why (Mengapa)
Unsur kelima ini berkaitan dengan alasan mengapa masalah/peristiwa tersebut dapat terjadi. Unsur ini harus benar-benar diselidiki secara detail supaya ketika menyusun teks berita, Grameds tidak bingung atau lupa dengan peristiwa yang sudah terjadi. “Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?”
How (Bagaimana)
Unsur terakhir adalah tentang bagaimana proses terjadinya masalah/peristiwa yang tengah dibahas. Biasanya, unsur inilah yang harus dijelaskan secara rinci supaya pembaca atau pendengar tidak kebingungan dengan inti berita. Dalam penjabarannya pun harus menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat). Unsur how (bagaimana) ini pun akan mendukung pernyataan dari unsur why (mengapa). “Bagaimana masalah/peristiwa itu dapat terjadi?”
*Ciri-Ciri Teks Berita*
Berhubung teks berita itu akan disebarkan kepada masyarakat luas, maka informasinya pun harus bersifat faktual atau benar-benar terjadi secara nyata. Bahkan dalam kode etik jurnalistik pun, melarang adanya penyusunan teks berita dengan kebohongan. Nah, berikut ini adalah ciri-ciri dari sebuah teks berita.
1. Faktual
Maksudnya adalah kejadian atau peristiwa yang dibicarakan pada teks berita itu harus benar-benar terjadi secara nyata. Untuk melihat apakah peristiwa itu nyata atau tidak, dapat dibuktikan kebenarannya dengan dokumentasi.
2. Aktual
Maksudnya, kejadian atau peristiwa yang dibahas pada teks berita tersebut harus hal-hal yang bersifat baru, terkini, dan tengah menjadi pembicaraan banyak orang. Hal tersebut karena tujuan orang membaca teks berita memang hanya untuk mengetahui kabar peristiwa terkini di daerahnya atau di luar daerahnya.
3. Unik dan Menarik
Unik artinya, setiap wartawan atau portal penyedia berita harus memiliki gaya selingkung sendiri yang diciptakan oleh tim editorial, redaksi, dan diksi yang khas. Sementara itu, ciri berita juga harus menarik yang berarti informasi berita haruslah menarik perhatian masyarakat banyak. Apabila suatu teks berita sudah menarik perhatian masyarakat banyak, maka mereka pun akan merasa begitu ingin tahu untuk membaca atau menyimak teks berita tersebut.
4. Berpengaruh Bagi Masyarakat Luas
Artinya, suatu teks berita harus benar-benar dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kepentingan masyarakat luas. Misalnya ada berita tentang bencana alam. Nah, berita tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk melakukan donasi bantuan terhadap korban bencana alam tersebut.
5. Objektif
Sebuah teks berita selain bersifat faktual, juga harus objektif alias dalam penyusunannya tidak dipengaruhi oleh pandangan atau pendapat orang lain, sekalipun wartawannya.
6. Menggunakan Bahasa Baku, Sederhana, dan Komunikatif
Berbeda dengan teks cerpen atau teks narasi lain yang dapat menggunakan bahasa informal, justru pada teks berita ini ciri khasnya adalah bahasa baku. Bahasa baku adalah ragam bahasa yang dari pengucapan maupun penulisannya sesuai dengan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan tata bahasa baku. Selain itu, dalam sebuah teks berita, harus menggunakan bahasa yang sederhana saja dan komunikatif kepada pendengar maupun pembaca (*)