-->

Notification

×

Iklan

Iklan

KUA setiap Kecamatan bentuk Tim Antisipasi Konflik Keagamaan

Senin, 04 November 2024 | Senin, November 04, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-04T07:18:36Z
iklan
Kasi Bimas Islam, Asriwan 





Pasaman Barat, smartsumbar.com, - Sebagai bentuk komitmen dan antisipasi munculnya aliran sesat atau faham radikal di Pasaman Barat, setiap kecamatan se Pasaman Barat dibentuk Tim pencegahan konflik sosial berdimensi keagamaan di setiap kecamatan se Pasaman Barat.

Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, diwakili Kasi Bimas (Bimbingan Masyarakat), Asriwan menyampaikan, dalam rangka antisipasi muncul atau lahirnya aliran/faham keagamaan di daerah ini, kepala KUA (Kantor Urusan Agama) se Pasaman Barat membentuk Tim Pencegahan Konflik Sosial 

Konflik sosial berdimensi keagamaan dimaksud, ulas Asriwan, dibentuk di setiap kecamatan, mulai dari Kecamatan Kinali, Luhak Nan Duo, Sasak Ranah Pasisir, Talamau, Pasaman, Gunung Tuleh, Sungai Aur, Lembah Melintang, Parit Koto Balingka, Sungai Beremas, dan wilayah Kecamatan Ranah Batahan.

Struktur kepengurusan Tim Pencegahan Konflik Sosial berdimensi Keagamaan di jajaran KUA itu, meliputi Ketua dijabat Kepala KUA, Sekretaris dipercayakan kepada Penghulu, dan anggota. Jumlah formasi kepengurusan, khusus sebagai anggota disesuaikan dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang berada di kantor urusan agama bersangkutan.

Di tengah perkembangan zaman dan kian maju juga terus menantang fasilitas teknologi dan informasi saat ini, ulas Asriwan, pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab juga mudah menyampaikan pola pikirnya ke tengah masyarakat.

Disisi lain, bagi warga awam, juga rentan terkontaminasi bujuk rayu atau penyebaran missi dari pihak yang tidak bertanggung jawab itu.  Seperti terjadi di Simpang Empat, Kecamatan Pasaman, Pasaman Barat, beberapa hari lalu, dengan penyebaran faham atau aliran imam mahdi.

Dengan terbentuknya Tim pencegahan konflik sosial berdimensi keagamaan, bersama jajaran KUA di setiap kecamatan se Pasaman Barat, papar Asriwan, pihaknya berharap Pasaman Barat, walau penduduknya multi etnis, multi agama, multi suku bangsa. Namun, tetap rukun dan damai.

Secara kependudukan, tambah Kasi Bimas Islam itu, Pasaman Barat dihuni warga dari tiga etnis, yaitu Etnis Jawa, Mandailing (termasuk Tapanuli dengan Batak), dan dari etnis Minang. Dari segi agama, warga Pasaman Barat manyoritas beragama Islam, disusul Kristen Protestan, dan Katolik. Khusus agama Buda hanya sebagian kecil dan berada dalam areal perusahaan perkebunan di Kecamatan Sungai Aur. (gmz)
iklan

klan ukuran 250px x 250px

×
Berita Terbaru Update