Suasana rapat Aisyiyah |
Pasaman Barat, smartsumbar.com , - Menjadikan Aisyiyah, khususnya di Pasaman Barat, militan dan siap tampil sebagai pengayom di tengah umat. Dibutuhkan pola perkaderan dikalangan di kalangan pengurus pada setiap kepemimpinan, seperti tingkat pimpinan daerah, cabang dan ranting Aisyiyah di Pasaman Barat.
Menyikapi kondisi itu dan agar proses kaderisasi di kalangan unsur pimpinan berjalan maksimal, Ahad (4/6) kemarin, pengurus Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Pasaman Barat, melaksanakan rapat di Kawasan Pemandian Batang Kenaikan Paraman Ampalu, Kecamatan Gunung Tuleh.
Ketua PD Aisyiyah Pasaman Barat, Aida Eliza, menyampaikan, Alhamdulilah, hari ini Majelis Pendidikan Kader (MPK) Aisyiyah Pasaman Barat, diberikan waktu dan kesempatan dari Yang Maha Kuasa, melaksanakan rapat secara khusus di Batang Kenaikan Paraman Ampalu.
Sebagai lembaga pembantu pimpinan, melaksanakan program kerja organisasi, katanya, MPK bertugas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (ADM) organisasi, sesuai jenjang kaderasisi yang diikuti bersangkutan.
Di kalangan Muhammadiyah dan Aisyiyah, seperti di Pasaman Barat, jelas Aida Eliza, jenjang kader yang diikuti setiap unsur pimpinan berupa, baitul arqom, darul arqom, kocing instruktur, dan beberapa pola/sistem perkaderan resmi di lingkungan Aisyiyah yang lain
Setiap pola atau sistem perkaderan di lingkungan Aisyiyah di setiap jenjang (tingkat) kepemimpinan, seperti di Pasaman Barat, mengacu pada sistem perkaderan Aisyiyah. Dan di setiap jenjang kader yang dilaksanakan, jelas Aida Eliza lagi, dilengkapi silabus materi dan jadwal yang ditetapkan.
Pemateri yang akan mengisi pelatihan yang diadakan, tambah Ketua PD Aisyiyah Pasaman Barat adalah, Ketua PD Muhammadiyah Pasaman Barat, tokoh Muhammadiyah, unsur pemerintahan daerah, ketua atau tokoh Aisyiyah sendiri
Ketua Muhammadiyah Pasaman Barat, Ronaldi, secara terpisah mengaku, berjalan atau tidak dan menyentuh atau tidaknya sistem kaderisasi serta kepemimpinan di tengah masyarakat, terutama warganya, ditentukan berjalan atau tidaknya sistem perkaderan di institusi bersangkutan.
“Diantara perkembangan perkaderan yang perlu dibahas adalah sistem perkaderan online, perkaderan masa pandemi, kelangsungan big data perkaderan, perkaderan bagi komunitas tertentu, perkaderan keluarga, dan perlunya pusat pelatihan dan pendidikan kader,” ingat Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat itu. (gmz)