Guru PAI se Pasaman Barat wilayah selatan |
Pasaman Barat, smartsumbar.com , - 160 guru PAI (Pendidikan Agama Islam) pada jenjang pendidikan SD negeri dan swasta se Pasaman Barat wilayah selatan, Senin (12/6) mengikuti seminar internasional di aula SD IT (Islam Terpadu) Cahaya Makkah Pasaman Barat, Simpang Empat.
Seminar menghadirkan Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Syaflin Halim, dan Direktur PPs, Mahyudin Ritonga bersama rombongan, dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pasaman Barat, diwakili Syamsul Bahri, dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, diwakili Plh. Kasi Pakis (Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam), Ronaldi bersama pejabat terkait.
Plh. Kasi Pakis, Ronaldi, menyampaikan, program peningkatan kualitas sumber daya manusia, khusus bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam), untuk saat ini dan ke depan, bukan hanya sekedar menjalankan tugas yang diembankan kepada para pendidik di setiap jenjang pendidikan yang bersangkutan.
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menambah program pembelajaran yang diikuti, Sep dari jenjang pendidikan diploma ke program sarjana. Dan dari program strata satu (S-1) ke program strata dua (S-2) adalah suatu kebutuhan, sesuai jenjang dan program studi yang diikuti.
Guru PAI, ingat Ronaldi, selain berinduk ke pemerintah daerah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, seperti di Pasaman Barat. Induk sekaligus lembaga pembina guru PAI pada setiap jenjang atau satuan pendidikan adalah Kementerian Agama. Khusus di Pasaman Barat adalah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat.
Menyikapi tingginya antusias pendidik madrasah dan guru PAI di kabupaten ini untuk melanjutkan jenjang pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, khususnya di Program Pascasarjana UM Sumatera Barat. Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat mendukung, mendorong sekaligus mengapresiasi para guru yang masih bergelar sarjana S-1, untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke jenjang S-2, seperti di UM Sumatera Barat.
Direktur PPS UM Sumatera Barat, Mahyuddin Ritonga, mengakui, pihaknya terus berupaya melakukan pembenahan, penataan dan peningkatan kualitas layanan kepada setiap mahasiswa. Target yang dilakukan dan menantang mahasiswa program Pascasarjana di UM Sumatera Barat adalah, bagaimana upaya atau cara yang mereka lakukan, agar proses pembelajaran yang mereka lakukan bisa selesai tepat waktu, malah hanya tiga semester.
"Kami ingin setiap mahasiswa program Pascasarjana di UM Sumatera Barat, bisa selesai tepat waktu. Jika memungkinkan proses pembelajaran mereka bisa tuntas dalam waktu tiga semester. Selain itu, pemberian ijazah berikut legalisirnya bisa dilakukan sesaat mereka selesai diwisuda", jelas Mahyudin Ritonga.
Berkaitan dengan biaya, tegas Direktur PPs UM Sumatera Barat itu, pihaknya tidak akan memberatkan setiap mahasiswa, malah selalu memberikan beasiswa kepada mereka, sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. Jika ada mahasiswa terkendala atau terbengkalai proses perkuliahannya, maka segeralah laporkan dan koordinasikan dengan pihak kampus.
"Kami, tidak ingin ada mahasiswa terbengkalai persoalan perkuliahan bersangkutan, hanya gara-gara uang kuliah. Yang terpenting bagi pihaknya adalah ada kemauan, kegigihan untuk berusaha, dan saling koordinasi, antara mahasiswa dengan dosen. Hubungan dosen dan mahasiswa di kampus adalah mitra dan tidak ada perbedaan", kata Mahyudin Ritonga mengakui.
Secara kelembagaan, tambah Direktur PPs UM Sumatera Barat itu, pihak kampus tidak ingin mahasiswa yang kuliah di program S-1, apalagi yang S-2 berlama-lama di kampus, tapi teruslah berkarya dan berinovasi, sehingga target yang diharapkan, tercapai.
Sekretaris Assosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Pasaman Barat, Zainal, dan operator Elektronik Manajemen Informasi Sistem (Emis) PAI Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Khairil Hadi, menjelaskan, di Kabupaten Pasaman Barat, terdapat 760 orang guru PAI pada satuan pendidikan tingkat SD.
Dari sejumlah pendidik PAI jenjang pendidikan tingkat SD dimaksud, tambah Zainal dengan Khairil Hadi, guru yang telah menamatkan jenjang pendidikan tingkat program magister baru 50 orang. Termasuk Buya Jaswir, yang masa aktifnya hanya sekitar dua setengah (2,5) tahun lagi. (gmz)