PKTM I PC IPM Paraman Ampalu |
Pasaman Barat, smartsumbar.com - PC (Pimpinan Cabang) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Paraman Ampalu, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, mulai Jumat hingga Ahad, 30 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023, melaksanakan Pelatihan Kader Taruna Melati Satu (PKTM 1) di perguruan Muhammadiyah Paraman Ampalu.
Kegiatan tersebut dibuka Ketua Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Pasaman Barat, Aida Eliza, dihadiri ketua bersama pengurus pimpinan cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Paraman Ampalu, pengurus PD IPM Pasaman Barat, dan ketua bersama pengurus PC IPM Paraman Ampalu, dan undangan.
Perkaderan formal tingkat dasar IPM ini diikuti 30 peserta. Selama perkaderan berlangsung, kepada peserta diberikan 10 materi dari pemateri yang ditetapkan. Selain Ketua Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Pasaman Barat, Aida Eliza, yang menjadi pemateri pada PKTM I itu adalah, unsur pengurus PC Muhammadiyah Muhammadiyah dan Aisyiyah Paraman Ampalu, dan pengurus PD IPM Pasaman Barat.
Ketua PD Aisyiyah Pasaman Barat, Aida Eliza, melalui materinya, menyampaikan, proses perkaderan bagi kader atau aktivisnya, seperti dilaksanakan pengurus PC IPM Paraman Ampalu, selama beberapa hari ini, adalah mekanisme perkaderan organisasi. Sesuai jenjang perkaderan dan organisasi yang diikutinya.
"Kami berharap melalui pengkaderan ini dapat memunculkan jiwa dan semangat baru di Pimpinan Komisariat Al Farabi sesuai dengan tema kegiatan ini, yaitu terwujudnya kader yang militan. Kader yang militan disini kami maksudkan adalah kader yang memiliki semangat juang yang tinggi, yang selalu semangat berjuang di jalan dakwah dalam mengusahakan terwujudnya tujuan IPM dan tujuan Muhammadiyah untuk masa mendatang" ujar Aida.
Guru pendamping, Farhud Lubis, mengakui, perkaderan setiap organisasi, seperti dilaksanakan PC IPM Paraman Ampalu hari ini adalah sarana untuk pembentukan sikap, karakter sekaligus kepribadian aktivis PMI, terutama peserta yang mengikuti perkaderan yang dilaksanakan selama beberapa hari ini.
Seorang aktivis atau kader di organisasinya, seperti IPM Paraman Ampalu, harus berbeda dengan rekan seisuanya bahkan bersama mahasiswa yang lain. Seorang aktivis harus mau dan mampu menata dirinya, agar lebih baik dengan yang lain. Untuk itu, pandai dan berpandai-,pandailah menata diri.
Keuntungan seorang mahasiswa yang aktivis, jika dibandingkan dengan mahasiswa biasa, ulasnya, aka dilihat dari cara yang bersangkutan menata dirinya dengan berbagai kegiatan yang dia lakukan. Dengan kemampuan yang ada, aktivis tentu lebih giat, akredif dan memakai manajemen pada setiap kegiatan yang dia lakukan. (Gus)