DAD IMM PK Hamka |
Pasaman Barat, smartsumbar.com - Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Hamka Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yaptop Pasaman Barat, Ahad hingga Selasa, 25-27 Desember 2022 melaksanakan proses perkaderan, berupa DAD (Darul Arqam Dasar) di komplek SMP Al-Azhar Muhammadiyah Sukamenanti, Simpang Empat.
Perkaderan formal tingkat dasar IMM ini diikuti 25 peserta. Selama perkaderan berlangsung, kepada peserta diberikan 10 materi dari pemateri yang ditetapkan. Selain Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Pasaman Barat, Ronaldi, yang menjadi pemateri pada kesempatan itu adalah, unsur pengurus PD Muhammadiyah Pasaman Barat, alumni IMM Pasaman Barat, seperti Devi Irawan, Aditya Pratama.
Ketua PD Muhammadiyah Pasaman Barat, Ronaldi, melalui materinya, menyampaikan, proses perkaderan bagi kader atau aktivisnya, seperti dilaksanakan pengurus PK IMM Hamka, selama beberapa hari ini, adalah mekanisme perkaderan organisasi. Sesuai jenjang perkaderan dan organisasi yang diikutinya.
"Kami berharap melalui pengkaderan ini dapat memunculkan jiwa dan semangat baru di Pimpinan Komisariat Al Farabi sesuai dengan tema kegiatan ini, yaitu terwujudnya kader yang militan. Kader yang militan disini kami maksudkan adalah kader yang memiliki semangat juang yang tinggi, yang selalu semangat berjuang di jalan dakwah dalam mengusahakan terwujudnya tujuan IMM dan tujuan Muhammadiyah untuk masa mendatang" ujar Kasi Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat itu.
Deni Meilizon, Aktivis Pemuda Muhammadiyah Pasaman Barat, ketika berada di lokasi DAD itu menyampaikan, sukses atau tidaknya seorang kader, tentu berawal dari proses perkaderan yang dilaksanakan organisasi bersangkutan. Kendati demikian, jangan kiranya seorang aktivis terbawa arus dari kesibukan atau banyaknya kegiatan di organisasi yang diikuti, sementara tugas pokok bersangkutan sebagai mahasiswa terabaikan.
Seorang aktivis atau kader di organisasinya, harus berbeda dengan rekan seisuanya bahkan bersama mahasiswa yang lain. Seorang aktivis harus mau dan mampu menata dirinya, agar lebih baik dengan yang lain. Untuk itu, pandai dan berpandai-,pandailah menata diri.
Keuntungan seorang mahasiswa yang aktivis, jika dibandingkan dengan mahasiswa biasa, ulasnya, aka dilihat dari cara yang bersangkutan menata dirinya dengan berbagai kegiatan yang dia lakukan. Dengan kemampuan yang ada, aktivis tentu lebih giat, akredif dan memakai manajemen pada setiap kegiatan yang dia lakukan.
Mantan pengurus DPD IMM Sumatera Barat, Gusmizar, di tempat yang sama, menyampaikan, di kalangan kampus. Mahasiswa yang aktivis, ketika menjalankan tugas dan perannya sebagai mahasiswa, mereka lebih mengutamakan tiga prinsip sukses di kampusnya.
Tiga prinsip sukses itu, jelasnya adalah, Satu. Sukses beribadah, sesuai tingkat keimanan yang bersangkutan, Dua. Sukses dalam studi, yaitu mahasiswa yang aktivis akan mengisi waktunya seepetif mungkin dengan manata waktu, mengatur cara belajar, dan melakukan belajar kelompok dengan rekan setingkatnya, Dan. Tiga. Sukses mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki di tengah masyarakat. (gmz