Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat, Helmi |
Pasaman Barat, smartsumbar.com – Kepala Kanwil Kementerian Agama Pasaman Barat, Helmi, mengakui, jika dibandingkan dengan besaran biaya perjalanan ibafah haji, yang harus dibayarkan setiap calon jemaah dari negara lain. Biaya peralanan ibadah haji (BPIH) Indonesia adalah biaya termurah, malah masih ada living cost.
Living cost dimaksud, ulasnya, adalah penyerahan kembali dana dalam bantuk mata uang riyal (Mata uang Negara di Arab Saudi) kepada setiap jemaah calon haji. Besaran living cost yang diserahkan PPIH (Panitir Penyelenggara Ibadah Haji) Sumatera Barat kepada setiap JCH ketika berada di asrama haji sebesar 1.500 riyal atau setara dengan Rp.7.000.000.
“Penyerahan living cost dari pemerintah, melalui Kementerian Agama kepada setiap jemaah dalam bantuk mata uang Arab Saudi atau riyal, tantu akan dijadikan sebagai biaya hidup selama berada di tanah suci. Uang riyal itu bisa dimanfaatkan kapan saja selama berada di Madinah atau Mekkah”, kata Helmi, pada manasik haji massal tahun 2022 di Mesjdi Nurul Falah Jambak, Rabu (18/5).
Jika setoran awal masing-masing jemaah melaui Bang Penerima Setotan (BPS) BPIH bersangkutan sebesar 25.000.000 lebih, dan ditambah biaya pelunasan haji. Dari dana setoran para jemaah dimaksud, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama RI, kembali menyerahkan sebesar 1.500 riyal atau Rp7.000.000 kepada setiap jemaah.
Selain itu, ulas Helmi, agar proses perjalanan ibadah haji setiap warga Indonesia selama berada di tanah suci berjalan lancar, seperti diharapkan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama RI, melalui petugas di masing-masing sektor menyediakan konsumsi, berupa makan kepada setiap JCH sebanhak 119 kali.
Dengan demikian, ingat kepala Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat itu, setiap jemaah calon haji yang lagi membawa persiapan memasak, seperti beras, alat masak, dan sebagainya. “Idealnya barang bawaan ke tanah suci, hanya pakaian secukupnya, obat-obatan, masker dan sebagainya”, terangnya.
Berhubung kondisi dunia masih berada dalam suasana waspada penyebaran virus corona atau Covid-19, terang Helmi, dirinya minta sekaligus mengajak setiap jemaah selalu membawa kelenglapan sebagai upaya penanggulangan penyebaran Covid-19. Di antara peralatan antisipasi penyebaran virus corona itu adalah masker secukupnya dan sebagainya.
Selain itu, pemondokan yang disediakan kepada jemaah calon haji Indonesia, khususnya dari Sumatera Barat selama berada di tanah suci berada dalam satu zonasi. Artinya, hotel yang disediakan untuk warga tanah air di Madinah dan Mekkah ditetapkan satu komplek. Hal ini, sebagai upaya pemerintah untuk memudahkan koordinasi, konsolidasi dan saling informasi antar sesama. (gz/irz)