Tim Kemenag Peduli Pasaman Barat, Goro |
Pasaman Baras, smartsumbar.com – Kepala
Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Muhammad Nur, Rabu (9/3) pagi, melepas pemberangkatan
Tim Kemenag Peduli Pasaman Barat, melaksanakan gotong royong di mesjid dan
mushala yang rusak akibat gempa vulkanik di kawasan Nagari Kajai, Kecamatan
Talamau.
Sesuai kesepakatan, diputuskan
melalui rapat terpadu gerakan Kementerian Agama (Kemenag) Peduli di aula Kantor
Kementerian Agama Pasaman Barat, Simpang Empat hari Selasa (8/3) kemerin,
ditetapkan Tim Kemenag Peduli merupakan gabungan dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, kepala Kantor Urusan Agama (KUA),
Penghulu, Penyuluh Agama Islam (PAI) Fungsional, dan PAI Non Pegawai Negeri
Sipil (PNS) se Pasaman Barat.
Muhammad Nur, ketika melepas Tim
Kemenag Peduli Pasaman Barat, menyampaikan, gotong royong warga Kementerian
Agama, yang tergabung dalam Tim Kemenag Peduli hari ini (Rabu-red), mebersihkan
puing-puing dari reruntuhan material di bangunan mushala, seperti akibat gempa
tanggal 25 Februari 2022 lalu, menjadi tugas dan tanggungjawab bersama.
Secara teknis, terang kepala
Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat itu, terdapat dua mushala di Kampung
Lubuk Panjang, Jorong kampung Alang, Nagari Kajai saat ini harus dibersihkan
dari puing-puing reruntuhan dinding, atap, dan sebagainya. Kedua mushala adalah,
Mushala Babussalam, dan Mushala Nurul Falah.
Kepala KUA Kecamatan Sungai Aur,
Kurnia Kurdi, dan Kepala KUA Kecamatan Sasak Ranah Pesisir, Bisman di sela-sela gotong royong itu, menyampaikan,
melihat kondisi yang ada memang banyak rumah warga dan bangunan mushala rusak
parah. Khusus Mushala Babussalam di Dusun Kampung Lubuk Panjang, agar bisa
difungsikan tentu harus dibangun dari awal, walau lantai dengan keramiknya
masih bagus.
Melihat kondisinya, ulas Kurnia
Kurdi, besi yang dipasang untuk dinding dan slopnya saat membangun mushala ini tidak
layak, dan kondisi ini di antara penyebab runtuhnya dinding bangunan mushala
yang terjadi hari Jumat, 25 Februari 2022 lalu. Sementara, mushala Nurul Falah,
sebagian dindingnya masih layak dipakai, dan sebahagian lagi harus direnovasi.
Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) 3 Pasaman Barat, Gusnifar, dan Kepala MTsN 5 Pasaman Barat, Syamsu,
secara bersamaan mengakui, untuk mengindari terjadinya kecemburuan sosial di
antara warga, terutama pendistribusian bantuan korban gempa, petugas posko
harusnya mendistribusikannya ke setiap kepala keluarga (KK) secara merata.
Selain menghibdari terjadinya
penumpukan bantuan, berbagai bantuan dari berbagai pihak yang peduli juga
merasa puas sekaligus bangga menerima sejumlah bantuan yang diberikan. Namun,
jika ada warga yang tidak mau merasa bersama, malah memilih untuk tidak
bergabung dengan warga lain, berarti jadi urusan pribadinya. (gmz)