Muhammad Nur. Pejabat Agar Data Setiap Korban Gempa |
Pasaman Barat, smartsumbar.com – Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman
Barat, Muhammad Nur, ajak pejabat bersama kepala satuan kerja (Satker) di
wilayah kerjanya, segera mendata warga bersama rumah, madrasah dan Ponpes rusak
akibat gempa vulkanik menimpa Pasaman Barat, 10 hari lalu.
“Agar Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat memiliki data yang valit dan
akurat terhadap warga bersama rumah, sarana ibadah dan bangunan madrasah atau
pondok pesantren (Ponpes) yang rusak akibat gempa. Kasubbag Tatat Usaha bersama
para Kasi Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, sesegeranya pendataan aspek
terkait”, kata Muhammad Nur, dihadapan peserta apel pagi di halaman kantor itu,
Senin (7/3) pagi.
Semenjak gempa menerpa Pasaman Barat, khususnya di Kecamatan Talamau,
hari Jumat, 25 Februari 2022 lalu, ulasnya, kepada dirinya sering ada
permintaan dan menyakan data warga Kementerian Agama bersama rumah, bangunan
madrasah dan Ponpes yang rusak akibat gempa, beberapa hari lalu.
Mengingat hal itu, termasuk sebagai laporan pasca gempa tertulis kepada
Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat, dan ke Kementerian Agama Pusat di
Jakarta, ingat Muhammad Nur, tentu harus ada data lengkap, rinci dan akurat dari
para pejabat bersama kepala Satker (Satuan Kerja di lingkungan Kantor
Kementerian Agama Pasaman Barat.
Dijelaskan Muhammad Nur, selain data pegawai bersama anggota keluarga dan
kondisi rumah mereka yang rusak, pasca genpa 25 Februari 2022 lalu. Laporan
dimaksud selanjutnya dikumpul secara bersama berupa, berapa unit mesjid/mushala,
madrasah dan pondok pesantren yang rusak, berikut kategorinya.
Secara teknis, jelas kepala kantor, Kasubbag Tata Usah bersama jajaran,
mendata pegawai dan keluarga berikut rumah mereka yang rusak, Plt. Kasi Pendidikan
Madrasah (Penmad), mendata bangunan madrasah berikut kondisinya yang rusak.
Jajaran Kasi Pakis (Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam), mendata
bangunan pondok pesantren yang rusak.
Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, mendata berada unit bangunan Kantor
Urusan Agama) yang rusak, dan jajaran Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)
mendata, berapa orang calon jemaah haji (CJH) se Pasaman Barat, yang
meninggaldunia atau sakit akibat gempa, dan sebagainya.
Selain itu, tambah Muhammad Nur, berhubung hari ini telah berada dalam
minggu kedua Maret 2022, Pejebat Pembuat Komitmen (PPK), pengelola keuangan dan
bendaha di setiap unit kerja, harus memperhatikan realisasi anggaran. “Jangan
jadikan gempa yang menimpa Pasaman Barat asalan untuk tidak peduli dengan
serapan anggaran”, akhirnya. (gmz)