Ketua Umum PB NU, Tinjau Lokasi Pusat Gempa Pasaman Barat |
Pasaman Barat, sumartsumbar.com –
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU), Gus Yahya, didampingi
Sekretaris Menteri Agama Republik Indonesia, Thobib Al Ashar bersama rombongan,
dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat, Helmi, dengan para kepala
Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota, Minggu (27/2) sore, meninjau pusat gempa.
Kehadiran Ketua PB NU bersama
rombongan, diterima Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Muhammad
Nur, diikuti kepala Kantor Kementerian Agama Kepulauan Mentawai, kepala Kantor Kota
Sawahlunto, kepala Kantor Padangpariaman, kepala Kantor Pesisir Selatan,
bersama para pejabat dan pengurus PW dan PC NU se Sumatera Barat.
Ketua Umum PB NU, Gus Yahya,
menyampaikan, rasa prihatin dan memberikan semangat kepada warga Kecamatan Talamau,
hari Jumat (25/2) pagi lalu diguncang gempa vulkanik. Dari musibah itu, empat
orang warga Kajai meninggaldunia, beberapa unit sarana ibadah rusak, lembaga
pendidikan rusak, dan ratusan rumah warga, juga rusak.
Akibat rusaknya rumah warga, dan
khawatir akan terjadinya gempa susulan berikut longsor dari arah Gunung
Pasaman, berkoladi atasnya wilayah Kecamatan Talamau, maka warga setempat,
termasuk dari Nagari Kajai, mengungsi. Salah satu lokasi pengungsian warga asal
Kajai adalah Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat di Simpang Empat.
Kepala Kantor Kementerian Agama
Pasaman Barat, Muhammad Nur, menjelaskan, kunjunan Ketua Umum PB NU, Hus Yahya
bersama rombongan, ke pusat gempa, Minggu sore kemarin menjelaskan, kehadiran
ketua umum PB NU ke Pasaman Barat, diikuti pengurus wilayah, dan cabang se
Sumatera Barat, merupakan bentuk kepedulian terhadap musibah melanda masyarakat
Talamau.
“Memang benar, kawasan Kecamatan
Talamau Pasaman Barat, hari Jumat lalu, dilanda musibah dengan guncangan gempa
berkekuatan 5,2 magnitudo, disusul 62, dan seterusnya ke bawah. Hingga sekitar
pukul 02.10 dini hari, Minggu (27/2), gempa vulanik berkekatan kecil, kembali
mengguncang masyarakat Talamau”, kata Muhammad Nur, seperti mengutif,
penjelasan Gus Yahya. (gmz)