Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Muhammad Nur, buka PDWK di aula kantor itu. |
Pasaman Barat, smartsumbar.com –
Pola dan sistem pembelajaran setiap lembaga pendidikan, seperti madrasah di
lingkungan Kementerian Agama, terus mengalami perubahan. Di lain pihak, pendidik
dituntut harus mau serta mampu untuk meningkatkan potensi dan kompetensi dirinya,
sesuai kemampuan yang ada setiap saat.
“Sistem pendidikan di Indonesia,
terus berkembang dan menantang, malah bertolak belakang dengan kondisi yang
sama pada 15 atau 20 tahun terakhir. Selama ini, proses pembelajaran yang lebih
dominan melaksanakan Proes Belajar dan Mengajar (PBM) hanya guru”, kata Kepala
Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, Muhammad Nur, ketika membuka PDWK di
aula kantor itu, Simpang Empat, Senin (7/2).
Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran, tema Pendidian Di Wilayah Kerja (PDWK) selama enam hari, ulas kepala
kantor, bukan sekedar pelatihan dengan melibatkan guru madrasah tingkat
tsanawiyah dan aliyah di Pasamaan Barat. Kegiaan ini, merupakan bentuk
kepedulian pemerintah meningkatan kualitas sumber daya, menambahan wawasan,
pengetahuan dan pengalaman, guru.
Berbagi ilmu dan pengalaman
dimaksud, katanya, bukan saja materi ajar yang disampaikan widyaiswara (WI)
atau pemateri pelatihan kepada peserta. Proses belajar mengajar secara terpola
ini, dilengkapi dengan diskusi, dialog dan tanya jawab. Sehingga akan ada
sinergitas (penyesuaian) antar seorang WI atau pemateri lain ketika menyajikan
materi dengan peserta, maupun antar sesama peserta.
Secara umum sikap dan peran
peserta didik di lokal di masa lalu, ulasnya, hanya sebatas mendengarkan ucapan
guru, mencatat materi (bahan ajar) disampaikan gurunya, selanjutnya mengerjakan
tugas atas perintah yang disampaikan guru, sesuai bidang studi atau beban tuga
yang diberikan kepada setiap siswa di lokalnya.
Saat ini dan ke depan, ulasnya,
peran dan keaktivan siswa, lebih dominan ketika melaksanakan proses pembelajarannya.
Seiring hal itu, rasanya tidak salah, malah tidak perlu dipersoalkan jika ada
siswa yang terlalu aktif di lokalnya. Keaktivan peserta didik dimaksud, tentu sesuai
dengan kondisi fikiran dan perkembangan proses belajar yang dia lakukan.
Untuk itu, Muhammad Nur, mengajak
setiap peserta, mengikuti proses pelatihan ini dengan maksimal. “Keseriusan dan
keaktivan peserta mengikuti pelatihan selama enam hari, sangat menetukan
terjadinya perubahan atau tidak, serta berkembang atau tidaknya sistem
pembelajaran yang akan dilasanakan di tempat tugasnya”, tambahnya.
Kepala BDK Padang, diwakili Ketua
Pelaksana, Abdul Hukmi, menyampaikan, mulai awal tahun 2022 ini, warga balai
diklan Padang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidik, melalui mengadakan
PDWK di setiap Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota dalam wilayah kerja BDK
Padang, termasuk di 19 kabupaten/kota se Sumatera Barat.
Untuk minggu ini, yaitu dari
tanggal 7 sampai 12 Februari 2022 depan, BDK Padang melaksanakan PDWK di enam
Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota, termasuk di Kabupaten Pasama Barat.
Seiring hal itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada kepala kantor setiap
kabupaten/kota atas kesediaannya menerika program BDK Padang. (gmz)