Widyaiswara BDK Padang, El Azadivon Fhelsi |
Pasaman Barat, smartsumber.com – Widyaiswara
Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang, El Azadivon Fhelsi, ajak guru madrasah di
lingkungan Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, melaksanakan proses belajar
dan mengajar dengan peserta didiknya, melaui sistem pendidikan yang menerapkan
pedekatan saintifik di madarasahnya.
Hal ini disampaikan El Azadivon
Fhelsi dihadapan peserta Pelatihan Di Wilayah Kerja (PWDK), diikuti 30 orang
guru madrasah tingkat tsanawiyah dan aliyah se Pasaman Barat di aula Kantor
Kementerian Agama setempat, Simpang Empat, Kamis (10/2) siang. PDWK kali ini
dilaksanakan selama enam hari, mulai Senin (7/2) dan berakhir hari Sabtu, 12
Februari 2022 depan.
Dijelaskan, pendekatan saintifik
adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik secara
aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dalam berbagai
teknis, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa problematika guru dalam penerapan pendekatan saintifik, antara lain,
Satu. Keterbatasan kompetensi guru, Dua. Ketimpangan sarana dan prasarana,
Tiga. Keterbatasan waktu dan biaya, Empat. Minimnya kreativitas dan inovasi,
dan Lima. Kurangnya antusiasme, motivasi, dan rasa ingin tahu peserta didik.
Di Indonesia, termasuk Sumatera
Barat, dengan 19 kabupaten/kota di dalamnya, termasuk Pasaman Barat, sistem
pendidikan yang dilaksanakan terus berkembang dan menantang, malah bertolak
belakang dengan kondisi serupa di 15 hingga 20 tahun terakhir. Waktu itu, proses
pembelajaran yang dominan, melalui Proes Belajar dan Mengajar (PBM) hanya guru,
saat ini peserta didiklah yang ditutut mandiri.
Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran yang dijadkan tema dari kegiatan PDWK saat ini, bukanlah sebatas pelatihan
dengan melibatkan guru madrasah tingkat tsanawiyah dan aliyah di Pasamaan
Barat. Kegiaan ini, merupakan wujud kepedulian pemerintah, melalui BKD Padang,
untuk meningkatan kualitas sumber daya, menambahan wawasan, pengetahuan dan
pengalaman, guru.
Berbagi ilmu dan pengalaman
dimaksud, katanya, bukan saja bahan ajar yang disampaikan widyaiswara atau WI bersama
pemateri terkait kepada peserta. Proses belajar mengajar secara terpola ini, dilengkapi
dengan diskusi, dialog dan tanya jawab. Sehingga akan ada sinergitas
(penyesuaian) antar seorang WI atau pemateri lain ketika menyajikan materi
dengan peserta, maupun antar sesama peserta. (gmz)