Warga KUA Kecamatan Pasaman, Lekasanakan Program Sejubah |
Pasaman Barat, smartsumbar.com – Setiap
hari Jumat, pada tiap bulannya warga Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Pasaman, Pasaman Barat, menyelenggarakan program Sejubah (Sedekar Jumat
Berkah), selanjutnya menyalurkanya kepada warga kurang mampu dan membutuhkan di
wilayah kerja KUA setempat.
Hari Jumat, 28 Janauri 2022,
warga KUA Kecamatan Pasaman, menyalurkan hasil infak, sadaqah, dan sumbangan
dari keluarga besar kantor Kementerian Agama tingkat kecamatan itu, kepada
warga kurang mampu dan membutuhkan di Gang Saroha, Lintang Selatan, Simpang
Empat, Nagari Lingkuang Aur, kecamatan setempat.
Kepala KUA Kecamatan Pasaman,
Zulfikar, didampingi Penghulu di wilayah kerja kecamatan setempat, Herman
Yuneldi, menjelaskan, program Sejubah, seperti dilaksanakan hari ini
(Jumat-red), merupakan peralihan dari kegiatan serupa pada beberapa waktu
sebelumnya. Selama ini, progam ini dinamakan dengan Gerakan Jumat Berkah (GJB).
Secara teknis dan
programkegiatannya, jelas Zulfikar lagi, sama dan sama-sama menlaksanakan
kegiatan sosial. Namun, penamaan dan konsentransi pelaksanaannya sedikir
berbeda. Pada kegiayan GJB, proses dan pelaksannya hanya dilaksanakan, seperti
pengumpulan infak, sadaqah, dan sumbangan dilakukan pada setiap hari jumat.
Pada program Sejubah, tambah
kepala KUA itu, pengumpulannya dari warga kantor urusan agama dan pihak lain,
dilaksanakan setiap saat, dan dikumpulkan bersama pengelola kegiatan. Penyalurannya
tetap dilaksanakan setiap hari jumat, dengan objeknya ditetapkan berdasarkan
kesempatan dengan berbagai pertimbangan.
Ketika menyalurkan bantuan kepada
warga kurang mampu hari ini (Jumat-red), objeknya adalah warta kurang mampu di Gang
Saroha, Jorong Lintang Selatan Simpang Empat, Nagari Lingkuang Aur. Penerima
dari program ini adalah keluarga Julianis. Pada keluarganya, terdapat lima
orang tangungan, pekerjaan sehari hari sebagai upah harian.
Dari lima orang tanggungan
dimaksud, satu orang di antaranya orang anak berjenis kelamin laki-laki, dan
mengalami tuna wicara atau bisu. Sementara empat orang lainnya masih berada dalam
usia sekolah, berkisar antara 7 sampai 19 tahun, akhir Zulfikar. (gmz)