ARTIKEL
 |
OLEH : Abdul Jamil Al Rasyid (Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB UNAND Padang) |
Guru adalah orang yang mengajarkan kita, membina kita dan orang yang menunjukkan kita ke arah yang lebih baik. Guru dalam KBBI adalah orang yanh mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Guru merupakan seseorang yang bisa dicintai baik akhlaknya, kepandaiannya, dan kemahiran nya. Bagi setiap orang yang menjadi guru tentu paham akan hal ini.
Kita hidup didunia tentu memiliki guru masing-masing, misalnya dari Sekolah Dasar sampai SMA kita memiliki banyak guru, belum lagi guru yang mengajarkan kita mengaji contohnya guru MDA kita. Tentu begitu besar peran guru dalam kehidupan kita baik yang dipandang maupun tidak. Guru dalam artian memang memiliki pengetahuan lebih dari anak didiknya. Tentu pengetahuan ini yang diajarkan kepada anak didikny agar anak didiknya pintar, bahkan lebih dari dirinya.
Menjadi seorang guru tentu adalah cita-cita yang mulia, karena seorang gurung tidak mungkin menunjukkan ajaran yang buruk kepad anak didiknya. Oleh karena itu menjadi guru itu sulit-sulit mudah, mudah dalam hal kita memiliki ilmu serta kepintaran dan sulit dalam hal apabila kita tidak memiliki kepintaran itu sendiri.
Tentu seseorang guru harus tahu seluk beluk tentang anak didiknya. Kalau tidak tahu buat apa jadi guru, karena dalam hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru karena guru itu tidak hanya mengajar tentang ilmu yang ada saja melainkan karakter, sebelum kita mengajarkan seorang murid maka kita harus mempunyai karakter apa yang akan diajarkan kepada murid tersebut.
Sekarang adalah momen dimana hari Pahlawan. Di Indonesia hari pahlawan sendiri dipetingati setiap tanggal 10 November. Oleh karena itu di momen hari pahlawan ini, penulis juga ingin menuangkan idenya tentang hubungan guru dengan pahlawan. Guru itu bagi penulis adalah pahlawan, tanpa seorang guru penulis tidak akan bisa seperti sekarang ini. Maka dari itu penulis mengajak untuk semua yang membaca kolom ini agar menghormati guru. Baik itu guru di sekolah, dirumah, guru mengaji. Karena dalam hal ini, guru yanh baik tentu adalah guru yang tidak menghitung jasanya terhadap muridnya.
Penulis mengaja seluruh elemen masyarakat untuk menghormati guru, karena tanpa guru, kita bukan siapa-siapa, tanpa guru, kita bukan apa-apa. Begitu besar peran guru sama seperti pahlawan, guru yang baik adalah guru yang tidak mengaharapkan imbalan. Zaman dahulu pahlawan juga tidak mengharapkan imbalan sekarang guru juga tidak. Begitu banyak guru yang tidak mengharapkan imbalan, contohnya guru mengaji. Guru mengaji biasanya tidak ada gaji sedikitpun karena ini adalah contoh guru yang sama dengan pahlawan, guru yang tidak mengharapkan sebuah imbalan untuk menuai kebaikannya terhadap orang.
Begitu besar peran guru terhadap kita, maka dari itu, barangsiapa yang melawan dan tidak acuh kepada gurunya maka dia juga sama seperti tidak menghormati pahlawan, karena kita tahu bahwa semua pahlawan itu dari guru, maka guru juga disejajarkan dengan para pahlawan. Tanpa guru kita tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, maka dari itu penulis juga menenkankan pada semua pembaca bahwa hormati gurumu sama seperti menghormati kedua orang tuamu.
Di momen hari pahlawan ini maka kita tentu memberikan sedikit banyaknya doa kepada guru kita, baik yang sudah tiada maupun yang tiada, perbaiki hubungan kita dengan guru kita karena tanpa guru kita bukanlah orang yang berguna. Guru sama dengan pahlawan kita harus hormat dan patuh terhadap guru kita, baik guru sekolah kita maupun guru mengaji kita. Jangan pernah kita mencoba sekali melawan kepada guru karena hal ini akan merusak hubungan kita dengan tuhan kita, pahlawan kita dan guru kita sendiri. Seburuk apapun guru kita dia tetap guru kita, dia yang akan membimbing kita. Karena guru merupakan pahlawan tanpa kenal tanda jasa
"Selamat Hari Pahlawan 10 November 2021. Hormati Gurumu seperti kamu menghormati pahlawanmu".
(Penulis : adalah Abdul Jamil Al Rasyid Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek)
